
Mengapa Berpikir Masih Penting di Zaman AI
Juni 18, 2025
Bagaimana Komunikasi Bertransformasi dari 2012 ke 2025
Juni 27, 2025Platform Digital Membuka Jalan
Paradigma dalam cara kita berkomunikasi jelas sedang mengalami perubahan besar. Tidak perlu gelar doktor dalam antropologi atau perilaku manusia untuk menyadarinya. Jika Anda meluangkan waktu sejenak untuk memikirkan beberapa tren terkini, Anda mungkin akan terkejut sekaligus kagum melihat betapa komunikasi telah berkembang jauh melampaui ekspektasi siapa pun, terutama mengingat waktu perubahan ini tergolong singkat dalam sejarah panjang komunikasi manusia.
Penulis seperti Isaac Asimov, sejauh tahun 1942, telah meramalkan penemuan entitas yang mirip dengan internet dan penggunaannya dalam “psikosejarah” oleh berbagai lembaga, baik untuk beriklan maupun untuk mengumpulkan data perilaku manusia dalam jumlah besar dengan mudah, entah untuk kepentingan pemasaran atau hal yang lebih tersembunyi. Ia juga membayangkan banyak kemajuan teknologi spekulatif yang akhirnya menjadi kenyataan, seperti perangkat mobile dan ponsel pintar, yang kini bisa ditemukan di miliaran saku di seluruh dunia.
Perubahan paradigma ini nyata. Orang-orang di seluruh dunia, dari berbagai budaya dan latar belakang ekonomi, semakin terbiasa dengan media interaktif dan perangkat teknologi yang membuatnya mudah diakses. Internet, sebuah ciptaan yang luar biasa! Ia telah mengubah dunia dan, bisa dibilang, merupakan salah satu penemuan terbesar umat manusia sejak kita menemukan cara untuk menghitung waktu. Dalam beberapa tahun terakhir, internet telah menjadi bagian hampir tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari bagi miliaran orang, seringkali menyatukan dunia dan memberikan wawasan tentang cara berpikir siapa pun yang terlibat di dalamnya. Kita semua tentu pernah menggunakan internet, entah untuk pendidikan, hiburan, atau bisnis.
Platform seperti YouTube, Facebook (yang sudah memiliki lebih dari 425 juta pengguna pada tahun 2012 dan kini hampir mencapai 3 miliar), dan Twitter memperlihatkan fenomena luar biasa. Para pengiklan mulai menyadari bahwa mereka tidak perlu lagi menghabiskan anggaran besar untuk menyebarkan pesan mereka, karena audiens mereka sering melakukannya secara sukarela, dan sebagian besar secara gratis. Perusahaan-perusahaan cerdas ini telah memanfaatkan keinginan manusia untuk mengekspresikan pendapat dan pemikirannya, dan dalam prosesnya secara positif turut menyatukan dunia.
Platform-platform ini menyadari nilai dari jangkauan mereka dan memanfaatkannya secara maksimal. Mereka mendorong perusahaan untuk mengalihkan anggaran iklan dari media tradisional yang mahal seperti televisi ke iklan digital dan mobile. Dengan terus memperbarui fitur-fitur mereka, platform ini berupaya melayani kebutuhan konsumen dan pengiklan secara lebih baik. Lihat saja bagaimana Facebook baru-baru ini mulai menyisipkan iklan langsung di dalam feed berita pengguna, termasuk di perangkat mobile, sebuah ruang yang sebelumnya hampir mustahil dijangkau oleh pengiklan, dan kini menjadi sumber pendapatan utama.
Pertimbangkan pernyataan CEO Lions Gate Entertainment, Jon Feltheimer, saat menjelaskan keputusan mereka memotong anggaran iklan TV tradisional sebesar 15–20 juta dolar untuk lebih fokus pada media sosial online saat memasarkan The Hunger Games di tahun 2012. Sifat internet dan aliran sosial media membuat langkah ini menjadi strategi yang cerdas. Tentu saja, bergantung pada media sosial juga mengandung risiko. Komentar negatif bisa dengan cepat merusak reputasi produk, merek, atau layanan. Namun keberhasilan Lions Gate menjadi sinyal peringatan yang jelas bagi jaringan TV: lanskap komunikasi sedang berubah cepat.
Sebagai penutup, berkat para visioner yang telah mengubah fiksi ilmiah menjadi kenyataan, dunia kini memiliki platform dan perangkat yang terus berkembang, memungkinkan kita untuk berkomunikasi dalam skala masif. Pergeseran ini telah mengubah paradigma komunikasi, memberi para pemilik merek yang cerdas kebebasan kreatif yang belum pernah ada sebelumnya untuk merancang kampanye iklan yang membawa audiens dalam perjalanan imajinatif, sekaligus menyediakan alat untuk memantau, mengevaluasi, dan meningkatkan strategi pemasaran di masa depan dengan biaya yang dulunya dianggap mustahil.
Bukan berarti televisi telah mati, tetapi jelas dominasinya mulai memudar.
Pertama kali diterbitkan di Majalah Sindo, 2012 (Diedit 2025)